Peranan Gen  

Posted by Wahab in


BAB I
PENDAHULUAN
 

A.            Latar Belakang
Panjang dari jari telunjuk dipengaruhi oleh gen-gen yang dominasinya bergantung dari jenis kelamin individu. Apabila kita meletakkan tangan kanan atau tangan kiri kita pada suatu alas dimana terdapat suatu garis lurus secara horizontal sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat diketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau lebih pendek dari pada jari manis kita. Pada kebanyakan orang tidak akan memiliki jari telunjuk yang sama panjang dengan jari telunjuk mencapai garis tersebut. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen dominan pada laki-laki tetapi resesif pada perempuan[1].
Kecuali gen-gen terangkai kromosom kelamin dikenal pula gen-gen yang dibatasi seks.  Suatu sifat yang disebabkan oleh gen-gen yang dipengaruhi  seks (sex influenced genes)[2].
Dari uraian di atas maka dianggap perlu dilakukan percobaan sesuai dengan teori dan prosedur kerja yang ada, untuk membuktikan bahwa panjang jari telunjuk dipengaruhi oleh jenis kelamin. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui suatu sifat yang disebabkan oleh gen-gen yang dipengaruhi seks, yang berbeda dari gen kromosom kelamin. Salah satu sifat yang disebabkan oleh gen-gen yang dipengaruhi seks yaitu panjang jari telunjuk.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk menentukan genotip diri sendiri berdasarkan ukuran jari telunjuk.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



Ada banyak sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang eksperesinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah satu eksperisiya lebih besar dari pada untuk seks lainnya apabila kita meletakkan tangan kita pada suatu alas dimana terdapat suatu garis mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyetuh garis tersebut, maka dapat diketahui apakah jari teunjuk kita lebih panjang atau lebih pendek dari pada jari manis.  Pada kebanyakan orang jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu. Berarti bahwa pada jari telunjuk lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif pada orang perempuan[3].
Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki jantan maupun perempuan/betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Contohnya kepala botak,seperti kepunyaan bintang film Telly Savals dan Yul Brynner. Kepala botak ini bukan akibat penyakit atau kekurangan gizi dalam makanan, akan tetapi benar-benar keturunan. Walaupun lazimnya kepala botak terdapat pada laki-laki, namun sekali-kali dapat dilihat adanya perempuan dengan kepala botak[4].
Gen, istilah yang diajukan oleh Johannsen (1903) seorang pemulia tanaman Swedia untuk memberi nama faktor penentu sifat yang dikemukakan oleh Mendel. Kata ini berasal dari kata yunani “genes” yang berarti dilahirkan, dan Johannsen mengartikan sebagai permulaan. Setiap gen yang mengendalikan sifat tertentu akan mempunyai tempat atau lokus tertentu pada kromosom. Misalkan gen-gen penentu bentuk biji akan mempunyai lokus yang berbeda biasa digunakan huruf yang berbeda. Istilah homozigot dan heterozigot diajukan oleh Bateson dan Snowdon (1902) untuk menunjukkan keadaan alel satu lokus. Homozigot berarti pada satu lokus terdapat dua alel yang sama, misal AA atau aa dan lawannya adalah heterozigot,yang berarti dalam lokus tersebut terdapat dua alel yang berbeda, misal Aa[5].
Jenis kelamin (seks) kita merupakan salah satu karakteristik fenotifik kita yang lebih nyata. Meskipun perbedaan anatomis dan fisiologis antara pria dan wanita banyak, dasar kromosom seksnya sedikit lebih sederhana pada manusian dan mamalia lain seperti pada lalat buah,ada dua varietas kromosom seks dilambangkan simbol X dan Y. Jumlah gen di dalam suatu sel jauh lebih banyak dari pada jumlah kromosom,bahkan sesungguhnya setiap kromosom memiliki ratusan atau ribuan gen. Gen-gen yang berada pada kromosom yang sama cenderung di warisi bersama pada penyilangan genetik karena kromosom tersebut di teruskan sebagai satu unit. Gen-gen tersebut dikatakan sebagai gen terpaut (linked genes). Gen-gen terpaut tidak memilah secara independent karena gen-gen tersebut berada pada kromosom yang sama dan cenderung bergerak bersama-sama selam meiosis dan fertilisasi[6].
Semua jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen yang terdapat pada autosom. Selain gen-gen itu dikenal pula gen-gen yang demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya disebut “Sex Lingkange”. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/ jantan maupun betina/perempuan. Baru dalam keadaan homozigot resesif pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Apabila kita meletakkan hewan kanan atau tangan kiri kita pada suatu alas yang terdapat suatu garis mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau apakah lebih pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang,ujung jari telunjuk tidak akam mencapai garis tersebut yang mengidentifikasi bahwa suatu individu-individu mungkin mempunyai kandungan gen absolute yang sama ketidak aktifan kromosom menciptakan sub populasi dengan membedakan kandungan gen efektif[7].
Genetika merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme. Adapula dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu gen. Terdapat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen yang terdapat dalam autosom. Seperti halnya pada saat mempelajari menurunnya warna bunga pada tanaman atau sifat albino pada mausia, keturunan FI maupun F2 tidak pernah disebut-sebut jenis kelaminnya. Selain itu pada manusia, sifat-sifat yang menurun dikenal dengan istilah hereditas. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki jantan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Beberapa contoh dari gen yang dominasinya dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah kepala botak dan panjang jari telunjuk[8].
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut[9].
Selain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y[10].
Jika penurunan sifat terpaut seks mengacu pada alel yang resesif, maka wanita baru akan mengekspresikan gen tersebut jika alelnya adalah homozigot. Sedangkan pria akan segera mengekspresikan alel tersebut jika dia memperolehnya karena kromosom X yang dimilikinya hanya satu. Itulah sebabnya mengapa pria lebih banyak menderita kelainan terpaut seks dibandingkan wanita . Salah satu Kelainan yang terpaut seks pada manusia adalah buta warna. Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta warna merupakan kelainan genetik/bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah pembawa sifat hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna[11].    
Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna genetis. Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Kita bisa melihat beraneka ragam warna karena kepekaan sel kerucut yang ada di retina terhadap warna. Kita bisa melihat sekian banyak warna karena kombinasi dari tiga sel kerucut yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Bila sel-sel ini tidak berfungsi dengan baik, maka akan menimbulkan buta warna[12].


BAB III
METODE PRAKTIKUM
                                                                                           

A.    Waktu dan Tempat
      Hari / Tanggal    : Kamis, 17 Desember 2009
      Waktu                :  Pukul 15.00 - 17.00 WITA
       Tempat              : Laboratorium Biologi Gedung B lantai III
                                    Fakultas Sains dan Teknologi
                                    Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar


B.     Alat dan Bahan
         Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas, pulpen, jari telunjuk dan jari manis.


C.    Prosedur Kerja
a.       Membuat garis horizontal yang jelas pada suatu kertas.
b.      Meletakkan tangan kanan atau tangan kiri di atas helaian kertas sedemikian rupa, sehingga mencapai garis horizontal itu.
c.       Membubuhkan tanda dimana letak ujung telunjuk dengan menggunakan pulpen/   pensil.
d.      Membandingkan panjang jari telunjuk dengan jari manis.
e.       Menentukan genotif dari masing-masing sifat yang dimiliki praktikan.
f.       Menulis genotif masing-masing praktikan pada tabel pengamatan.

  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



A.      Hasil Pengamatan
1.      Data Kelompok
No
Nama
Fenotip ♂
Fenotip ♀
T. Pendek
T. Panjang
T. Pendek
T. Panjang
1
Erna



2
Kia



3
Muli



4
Wahab



5
Madi



Jumlah
1
1
3


2.      Data Kelas
Kelompok
Fenotip ♂
Fenotip ♀
T. Pendek
T. Panjang
T. Pendek
T. Panjang
I
1
1
3
-
II
1
-
2
2
III
2
-
3
1
IV
2
-
4
-
Jumlah
6
1
12
3


B.  Analisis Data
1.      Frekuensi fenotip
a.       Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
 = 4,5 %
b.      Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT/tt)
 = 27,2 %
c.       Untuk perempuan bertelunjuk panjang (TT/tt)
 = 13,6 %
d.      Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
 = 54,5 %
2.      Frekuensi Genotif
a.       Untuk laki-laki
 p2 + 2pq + q2 = 1                          Ket :    q2 = laki-laki bertelunjuk panjang
                   p + q = 1                                       p2 = laki-laki bertelunjuk pendek
Ø Laki-laki bertelunjuk pendek (TT/tt)
p2 =
p2 =  = 0,85
p =  = 0,92

p + q     = 1
0,92 +1 = 1
          q = 1 – 0,92
          q = 0,08
p2+2pq+q2= 1
(0,92)2+2(0,92)(0,08)+(0,08)2= 1
0,8464+0,1472+0,0064          = 1
1                =  1
b.      Untuk perempuan
p2 + 2pq + q2 = 1               Ket :  q2 = perempuan bertelunjuk panjang
                   p + q = 1                           p2 = perempuan bertelunjuk pendek
Ø  Perempuan bertelunjuk panjang
p2 =
p2 =  = 0,2
p =  = 0,44
p + q     = 1
0,44 +1 = 1
          q = 1 – 0,44
          q = 0,56
p2+2pq+q2= 1
(0,44)2+2(0,44)(0,56)+(0,56)2= 1
0,1936+0,4928+0,3136          = 1
1                =  1
3.      Persentasi fenotif
a.       Untuk laki-laki
Ø  Laki-laki bertelunjuk pendek
TT        =
            =
            =
            = 84,64 %
Tt         =
            =
            =
            = 14,72 %

Ø  Laki-laki bertelunjuk panjang
tt          =
            =
            =
            = 0,64%
a.       Untuk perempuan
Ø  Perempuan bertelunjuk panjang
Tt         =
            =
            = 0,4928 x 100 %
            = 49,28%
tt          =
            =
            = 0,3136 x 100 %
            = 31,36%
Ø  Perempuan bertelunjuk pendek
TT        =
            =
            = 0,1936 x 100 %
            = 19,36%
4.      Jumlah Genotif
a.       Untuk laki-laki
Ø  Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT    = % TT x ∑ laki-laki
            = 84,64% x 7
            = 5,92
Ø  Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (Tt)
∑ Tt     = % Tt x ∑ laki-laki
            = 14,72 % x 7
            = 1,03
Ø  Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt      = % tt x ∑ laki-laki
            = 0,64% x 7
            = 0,04
b.      Untuk perempuan
Ø  Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT    = % TT x ∑ perempuan
            = 19,36 % x 15
            = 2,904
Ø  Untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt)
∑ Tt     = % Tt x ∑ perempuan
            = 49,28% x 15
            = 7,392
Ø  Untuk perempuan bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt      = % tt x ∑ perempuan
            = 31,36% x 15
            = 4,704
5.      Jumlah genotif total
O = untuk telunjuk panjang perempuan + laki-laki
   = (7,392+ 4,704) + 0,04 = 12,136
O = untuk telunjuk pendek perempuan + laki-laki
   = 2,904 + (5,92 +1,03)  =  9,854
 E = untuk telunjuk pendek perempuan + laki-laki
   = 12 + 6 = 18
          E = untuk telunjuk panjang perempuan + laki-laki
      = 3 + 1 = 4

         ♀
Telunjuk pendek
Telunjuk panjang
O
9,854
12,136
E
18
4
D
-8,146
8,136

Ø  Dominasi telunjuk pendek           = O – E
                                                      = 9,854 – 18       = -8,146
Ø  Dominasi telunjuk panjang          = O – E
                                                      = 12,136–4
                                                      = 8,136
Ø  X2 telunjuk pendek          =
                                          =
                                          =
                                          = -0,466
Ø  X2 telunjuk panjang         =
                                                      =
 =
                                                      = 1,971
Ø  X2 total     = X2 t. pendek + X2 t. panjang
                  = -0,466+ 1,971  = 1,505
Ø  1 sifat beda          = 2n – 1
                              = 2 (2) – 1
                              = 4 – 1 = 3
                                                1,505 → 0,70

I.     Data Kelompok
1.      Frekuensi Fenotif
a.       Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
   = 0,2 x 100 % = 20 %.
b.      Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT / tt)
   = 0,2 x 100 % = 20 %.
c.       Untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt / tt)
   = 0 %.
d.      Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
   = 0,6 x 100% = 60 %.
2.      Frekuensi Genotif
a.       Untuk laki-laki                                          Ket :
p2 + 2pq + q2 = 1                                       q2 = laki-laki bertelunjuk panjang
             p + q = 1                                       p2 = laki-laki bertelunjuk pendek
Ø  Laki – laki bertelunjuk pendek (TT/tt)
p2 =
p2 =  = 0,5
p =  = 0,7
Ø  Laki – laki bertelunjuk panjang (tt)
q2 =
q2 =  = 0,5
q =  = 0,7
p2 + 2pq + q2 = 1
(0,7)2 + 2(0,7) (0,7) + (0,7)2    = 1
0,49   +       0,98      + 0,49      = 1
                                    1,96     = 1
b.      Untuk perempuan
p2 + 2pq + q2 = 1               Ket :    q2 = perempuan bertelunjuk panjang
                   p + q = 1                           p2 = perempuan bertelunjuk pendek
Ø  Perempuan bertelunjuk panjang
p2 =
p2 =  = 0

Ø  Perempuan bertelunjuk pendek
q2 =
q2 =  = 1
q =  = 1
p + q = 1
0 + 1 = 1
p2 + 2pq + q2               = 1
(0)2 + 2 (0) (1) + (1)2   = 1
                        1          = 1
3.      Presentasi fenotif
b.      Untuk laki-laki
Ø  Laki-laki bertelunjuk pendek
TT        =
            =
            =
            = 49 %
Tt        =
            =
            =  = 98 %
Ø  Laki-laki bertelunjuk panjang
tt          =
            =
            =
            = 49 %
c.       Untuk perempuan
Ø  Perempuan bertelunjuk panjang
Tt         =
            =
            = 0 %
tt          =
            =
            = 100 %
Ø  Perempuan bertelunjuk pendek
TT        =
            =
            = 0 %


4.      Jumlah Genotif
c.       Untuk laki-laki
Ø  Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT    = % TT x ∑ laki-laki
            = 49 % x 2
            = 98 %
Ø  Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (Tt)
∑ Tt     = % Tt x ∑ laki-laki
            = 98 % x 2
            = 196 %
Ø  Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt      = % tt x ∑ laki-laki
            = 49 % x 2
            = 98 %
d.      Untuk perempuan
Ø  Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT    = % TT x ∑ laki-laki
            = 0 % x 3
            = 0 %
Ø  Untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt)
∑ Tt     = % Tt x ∑ laki-laki
            = 0 % x 3
            = 0 %
Ø  Untuk perempuan bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt      = % tt x ∑ laki-laki
            = 100 % x 3
            = 300 %
5.      Jumlah genotif total
e = untuk telunjuk panjang perempuan + laki-laki
d = untuk telunjuk pendek perempuan + laki-laki
         ♀
Telunjuk pendek
Telunjuk panjang
O
0
0
E
3 + 1= 4
0 + 1 = 1
D
3
1
Ø  Dominasi telunjuk pendek           = o – e
                                                      = 0 – 4
                                                      = -4
Ø  Dominasi telunjuk panjang          = o – e
                                                      = 0 – 1
                                                      = -1
Ø  X2 telunjuk pendek          =
                                          =
                                          =
                                          = 0,68
Ø  X2 telunjuk panjang         =
                                          =
                                          = 0,18
Ø  X2 total     = X2 t. pendek + X2 t. panjang
                  = 0,68 + 0,18
                  = 0,86
Ø  1 sifat beda          = 2n – 1
                              = 2 (2) – 1
                              = 4 – 1 = 3

C.  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat peroleh data yang berbeda-beda antara perempuan dan laki-laki. Pada perempuan yang memiliki jari telunjuk pendek lebih banyak dibanding dengan yang memilki jari telunjuk yang panjang. Sama dengan   laki-laki memiliki jari telunjuk pendek (TT dan Tt) lebih banyak daripada yang memiliki jari telunjuk yang panjang (tt).
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa  perempuan yang bertelunjuk panjang dengan genotif (tt) sebanyak 3 orang  sedangkan laki-laki yang bertelunjuk panjang dengan genotif (tt) sebanyak 1 orang. Pada perempuan yang memiliki fenotif bertelunjuk pendek dengan genotif (TT) sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki yang bertelunjuk pendek dengan genotip (TT) sebanyak 6 orang. Adanya perbedaan hasil antara laki-laki dan perempuan ini karena adanya pengaruh gen seks. Pada laki-laki genotif TT dan Tt akan mengesperesikan sifat bertelunjuk pendek, sebaliknya genotif (tt) akan mengespresikan sifat bertelunjuk panjang sedangkan pada perempuan, Genotif (TT) akan mengespresikan sifat bertelunjuk pendek sebaliknya genotif Tt dan tt akan mengespresikan sifat bertelunjuk panjang. Dari hasil tersebut diperoleh Jumlah X2 untuk telunjuk pendek adalah 0,466 sedangkan X2 untuk telunjuk panjang  adalah 1,971. Sehingga X2 total adalah 1,505.
Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa frekuensi fenotif telunjuk pendek lebih banyak dari pada frekuensi fenotip telunjuk panjang, baik pada perempuan maupun laki-laki.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN




A. Kesimpulan
            Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa Frekuensi genotif telunjuk pendek lebih banyak dari pada frekuensi genotif telunjuk panjang baik pada laki-laki maupun pada perempuan.
B.     Saran
Sebaiknya praktikan mengetahui terlebih dahulu konsep dasar praktikum ini agar praktikum dapat berjalan lancar dan tidak terjadi kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA



Campbell. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.

             Hartati dan Karim, Hilda. 2008. Penuntun Praktikum Genetika. Universitas negeri             Makassar. Makassar.

Indra, Gen Yang Terangkai Pada  Sex Kromosom, http://blogspot.com/gen-yang-  terangkai-pada-sex kromosom/html (20 Desember 2009).

Kimball. John. 1983. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Shykill, Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin, http://Shykill.blogspot.com/gen-        yang-dipengaruhi-oleh-jenis-kelamin/html (20 Desember 2009).

Suryo. 1984. Genetika Manusia. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta.
Wiwi. Buta Warna. http://id.wikipedia.org/wiki/Buta-warna (20 Desember 2009).


[1]Hartati,  Penuntun Praktikum Genetika (Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2008), h. 17.

[2]Tim Dosen, Penuntun Praktikum Genetika (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2009), h. 15.
            [3]Suryo, Genetika Manusia. (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 1984), h. 73.

                [4]Ibid.
                [5]Muhammad Jusuf, Genetika  (Cet I; Jakarta: CV. Infomedika, 2001), h. 121.

                [6]Campbell, Biologi (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 97.
            [7] Kimball. John,  Biologi (Jakarta: Erlangga, 1983), h. 213.

[8]Indra, Gen Yang Terangkai Pada Sex Kromosom, http: //blogspot.com/gen-yang-terangkai-pada-sex-kromosom/html (20 Desember 2009).

             [9]Shykill, Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin, http://Shykill.blogspot.com/gen-yang-dipengaruhi-oleh-jenis-kelamin/html (20 Desember 2009).

[10] Ibid.
                [11]Wiwi, Buta Warna, http://id.wikipedia.org/wiki/Buta-warna (20 Desember 2009).
                [12]Ibid.