Laporan Dormansi  

Posted by Wahab in



BAB I
PENDAHULUAN


            Dormansi adalah suatu periode dimana tanaman atau bagian tanaman tidak tumbuh walaupun lingkungan memungkinkan. Dormansi umumnya terjadi pada biji-bijian, umbi-umbian, tunas dan spora. Masa dormansi pada setiap tanaman berfariasi dari beberapa hari sampai beberapa tahun. Dormansi disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain temperatur yang tinggi, tidak ada cahaya untuk perkecambahan dan faktor dalam antara lain kulit biji yang terlalu tebal, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah dan embrio yang belum masak. Kulit biji yang terlalu tebal dapat mencegah penyerapan air. Dormansi dapat ditanggulangi dengan beberapa perlakuan antara lain pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi, perendaman dalam asam kuat dan secara mekanik dengan menoreh biji. 
            Dengan dilaksanakannya praktikum kita dapat mengetahui bahwa terjadi peristiwa dormansi pada biji yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terbagi menjadi faktor luar dan faktor dalam seperti yang di jelaskan sebelumnya. Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu yang ekstrim, peristiwa ini bukan hanya tidak aktifnya metabolisme tetapi sering melibatkan proses pengembangan organ-organ atau bahan khusus yang terdapat di dalamnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Dormansi, yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Selanjutnya didefinisikan bahwa Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi air.Proses respirasi terhambat, Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan, Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan. Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut (Anonim. 2009).
            Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji. Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat (Sasmitamihardja. 1996: 399).
Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh. Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan keperluan akan perlakuan chilling (Sasmitamihardja. 1996: 400).
Cara praktis memecahkan dormansi pada benih tanaman pangan dimana Untuk mengetahui dan membedakan serta memisahkan suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh kecambah yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat yaitu dengan perlakuan mekanis, dengan perlakuan kimia, perlakuan perendaman dengan air, perlakuan dengan suhu, dan perlakuan dengan cahaya (Lakitan. 1993: 89).
Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah (Siregar. 2003: 130).
BAB III
METODE KERJA

A.    Waktu dan tempat
 Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari / tanggal    :  Selasa / 9 Juni 2009
Waktu               :  14.00 – 15.00 WITA
Tempat             :  Laboratorium Biologi lantai III
                            Fakultas Sains dan Teknologi
                            Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.     Alat dan bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 10 buah cawan petri, 3 buah gelas kimia, stopwatch, pinset dan gelas aqua 6 buah.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kacang tanah (Arachis hypogaea) 100 biji dimana 20 biji di dinginkan di dalam frezer. 3 siung bawang putih (Allium sativum) yang telah di dinginkan di dalam frezer dan 3 dalam keadaan yang normal, kapas, HCL 10%, HCL 20%, tanah dan aquades.

                   
       
C.     Cara kerja
1.      Menyediakan 10 cawan petri dan memberi label A sampai dengan J.
2.      Memberi alas pada masing-masing cawan petri dengan kapas yang lembab.
3.      Menyiapkan 100 biji kacang tanah, kemudian:
a.       Mengambil 20 biji, memasukkan 10 biji ke cawan A dan memasukkan 10 biji lagi ke cawan B.
b.      Merendam 20 biji dalam air selama 60 menit, kemudian memasukkan dalam cawan C dan D masing-masing 10 biji.
c.       Merendam 20 biji dalam HCL 10% selama 5 menit, kemudian memasukkan dalam cawan E dan F masing-masing 10 biji.
d.      Merendam 20 biji dalam HCL 20%  selama 5 menit kemudian memasukkan dalam cawan G dan H masing-masing 10 biji.
e.       20 biji yang telah disimpan di dalam lemari es kemudian memasukkan dalam cawan I dan J masing-masing 10 biji.
4.      Menempatkan cawan petri A, C, E, G, I pada tempat terang dan cawan petri B, D, F, H, J pada tempat gelap. Menjaga agar cawan petri tetap dalam keadaan basah.
5.      Mengamati jumlah biji yang berkecambah dan mencatat jumlahnya.
6.      Mengambil 6 buah umbi bawang putih, 3 buah yang telah dimasukkan kedalam lemari es selama 3 hari kemudian menanamnya pada gelas aqua yang berisi tanah dan yang 3 buah lagi di tanam langsung dalam gelas aqua yang berisi tanah.
7.      Mencatat data dari hasil pengamatan tersebut.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



  1. Hasil pengamatan
1.      Kacang tanah pada tempat terang
2.      Kacang tanah pada tempat gelap

3.      Bawang putih
Wadah
Pendinginan hari ke
Tanpa pendinginan hari ke
Keterangan

2

5

7

2

5

7
1.
2.
3.
-
+
+
-
+
+
+
+
+
-
-
-
+
-
+
+
+
+
(+) = Tumbuh
(-) = Tdk Tumbuh

  1. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan untuk dapat mengetahui peristiwa dormansi yang terjadi pada biji dan tunas yang mana bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kacang tanag (Arachis hypogaea) dan bawang putih (Allim sativum).
1.      Kacang tanah pada tempat terang
a.       Pada cawan A yang tidak mengalami perendaman terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman mengalami pertumbuhan yang bagus dimana pada hari ke-2 diantara 10 biji kacang terdapat 1 yang tumbuh, pada hari ke-5 ada 2 buah kacang yang tumbuh dan pada hari ke 7 juga terdapat 2 kacang yang tumbuh. Hal ini terjadi karena tidak adanya rangsangan dari luar yang diberikan pada kacang tanah sehingga pertumbuhannya normal.
b.      Pada cawan C yang sebelumnya telah direndam dalam air biji semakin banyak tumbuh, pada hari ke-2 terdapat 1 biji kacang yang tumbuh, pada hari ke-5 ada 4 yang tumbuh dan pada hari ke-7 juga ada 4 yang tumbuh. Hal ini terjadi karena sebelumnya diberi perlakuan perendaman sehingga bakal biji yang terdapat pada kacang tanah asupannya cukup air sehingga kemungkinan untuk mengalami pertumbuhan juga sangat bagus.
c.       Pada cawan E yang direndam dengan HCL 10%  tidak ada yang tumbuh karena biji kacang yang direndam dalam HCL akan mengkerut karena terjadi peristiwa osmosis karena konsentrasi yang ada di lingkungan lebih rendah dibandingkan yang ada pada biji sehingga justru air yang dibituhkan untuk pertumbuhan akan keluar.
d.      Pada cawan G yang direndam dengan HCL 20%  juga tidak megalami pertumbuhan karena peristiwa ini juga hampir sama dengan pada biji pada cawan E yang membedakan hanyalah konsentrasi dari larutan yang digunakan untuk merendam biji. Dimana biji juga mengkerut akan tetapi biji pada cawan G lebih mengkerut jika dibandingkan dengan cawan E karena konsentrasi HCLnya lebih tinggi.
e.       Pada cawan I yang telah disimpan di dalam lemari es selama 3 hari pada hari ke-2 tumbuh 1 buah biji kacang, hari ke-5 tumbuh 1 biji hingga hari ke-7. Hal ini terjadi karena biji mengalamai dormansi dan kurangnya air yang sangat dibutuhkan biji untuk tumbuh.
2.      Kacang tanah pada tempat gelap
a.       Pada cawan B tumbuh biji kacang 4 buah ini terjadi karena pada biji tumbuh secara normal dengan menggunakan cadangan air yang terdapat pada biji dan karena hormon auksin yang aktif pada tempat gelap yang membuat pertumbuhannya cepat dan selebihnya membusuk dan berjamur.
b.      Pada cawan D juga mengalami pertumbuhan yang pesat karena terlebih dahulu di rendam dengan air sehinga bakal biji dapat menyerap air yang akan dibutuhkan untuk proses pertumbuhannya dan karena aktifnya hormon auksin pada tempat yang gelap.
c.       Pada cawan F tidak ada yang tumbuh karena biji yang terdapat pada cawan ini kekurangan air yang sangat dibutuhkan oleh biji untuk tumbuh walaupun hormon auksin bekerja dengan baik. Pengaruh garam disini hanya sebagai penghambat perkecambahan pada biji.
d.      Pada cawan H juga tidak ada biji yang tumbuh yang dikarenakan hal yang sama dengan cawan F yang mana biji sudah mengalami dehidrasi sehingga pertumbuhannya terhambat dan hormon auksin juga sudah tidak dapat  bekerja dengan baik.
e.       Pada cawan J pada hari ke-2 terdapat 3 buah biji yang tumbuh dan setelah itu tidak ada lagi. Mungkin ini dikarenakan terjadinya peristiwa dormansi pada biji serta kurangnya air yang sangat dibutuhkan oleh biji untuk dapat berkembang.
3.      Pada bawang putih
Pada pengamatan ini yang paling banyak terjadi pertumbuhan adalah pada bawang yang telah mengalami pendinginan dimana proses pendinginan merupakan salah satu faktor untuk menanggulangi terjadinya dormansi sehingga pertumbuhannya juga semakin cepat jika dibandingkan dengan bawang yang langsung di tanam pada gelas aqua.
 Pada bawang putih yang telah dimasukkan terlebih dahulu kedalam lemari es lama-kelamaan membusuk karena pengaruh dari suhu yang sangat berbeda, dimana pada awalnya suhunya rendah ke suhu kamar sehingga kemampuan untuk mempertahankan kondisinya sulit untuk mempertahankannya. Bawang putih yang tumbuh hanyalah yang ditanam langsung dan terdapat satu yang sebelumnya dimasukkan dalam lemari es.
BAB V
PENUTUP



A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap masa dormansi pada biji dan tunas yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar diantaranya adalah kebutuhan akan cahaya untuk terjadinya perkecambahan, suhu, dan kurangnya air sedangkan faktor dalamnya adalah kulit biji yang terlalu tebal, adanya zat penghambat, konsentrasi etilen yang rendah, embrio yang belum masak serta aktifitas meristem dan aktifnya hormonal dalam biji atau tunas tersebut.
B.     Saran
Adapun saran saya adalah di dalam melakukan suatu pengamatan diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi guna mencapai hasil yang lebih maksimal serta meperhatikan setiap arahan yang diberikan oleh asisten masing-masing.
       




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009.Dormansi. http://id.wikipedia.org. Blogspot. Dormansi pada biji.html.
Diakses tanggal 12 Juni pukul 16.00 Wita.
Drajat, Sasmitamihardja. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Negeri Makassar.
            Makassar
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada.
 Jakarta.

Siregar, Arbaya. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Direktoral Jendral Pendidikan Tingkat
 DEPDIKBUD. Bandung.










This entry was posted on Sabtu, 04 Mei 2013 at 18.46 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar