BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Panjang dari jari telunjuk dipengaruhi oleh gen-gen yang dominasinya
bergantung dari jenis kelamin individu. Apabila kita meletakkan tangan kanan
atau tangan kiri kita pada suatu alas dimana terdapat suatu garis lurus secara
horizontal sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut,
maka dapat diketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau lebih
pendek dari pada jari manis kita. Pada kebanyakan orang tidak akan memiliki
jari telunjuk yang sama panjang dengan jari telunjuk mencapai garis tersebut.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen dominan pada laki-laki tetapi resesif
pada perempuan[1].
Kecuali gen-gen terangkai kromosom kelamin dikenal pula gen-gen yang
dibatasi seks. Suatu sifat yang
disebabkan oleh gen-gen yang dipengaruhi
seks (sex influenced genes)[2].
Dari
uraian di atas maka dianggap perlu dilakukan percobaan sesuai dengan teori dan
prosedur kerja yang ada, untuk membuktikan bahwa panjang jari telunjuk
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui suatu
sifat yang disebabkan oleh gen-gen yang dipengaruhi seks, yang berbeda dari gen
kromosom kelamin. Salah satu sifat yang disebabkan oleh gen-gen yang
dipengaruhi seks yaitu panjang jari telunjuk.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk menentukan
genotip diri sendiri berdasarkan ukuran jari telunjuk.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Ada banyak sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang
eksperesinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks,
tetapi pada salah satu eksperisiya lebih besar dari pada untuk seks lainnya
apabila kita meletakkan tangan kita pada suatu alas dimana terdapat suatu garis
mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyetuh garis tersebut,
maka dapat diketahui apakah jari teunjuk kita lebih panjang atau lebih pendek
dari pada jari manis. Pada kebanyakan
orang jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu. Berarti bahwa pada jari
telunjuk lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen
dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif pada orang perempuan[3].
Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki
jantan maupun perempuan/betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh
dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Contohnya kepala
botak,seperti kepunyaan bintang film Telly Savals dan Yul Brynner. Kepala botak
ini bukan akibat penyakit atau kekurangan gizi dalam makanan, akan tetapi
benar-benar keturunan. Walaupun lazimnya kepala botak terdapat pada laki-laki,
namun sekali-kali dapat dilihat adanya perempuan dengan kepala botak[4].
Gen, istilah yang diajukan oleh Johannsen (1903) seorang pemulia tanaman
Swedia untuk memberi nama faktor penentu sifat yang dikemukakan oleh Mendel.
Kata ini berasal dari kata yunani “genes” yang berarti dilahirkan, dan
Johannsen mengartikan sebagai permulaan. Setiap gen yang mengendalikan sifat
tertentu akan mempunyai tempat atau lokus tertentu pada kromosom. Misalkan
gen-gen penentu bentuk biji akan mempunyai lokus yang berbeda biasa digunakan
huruf yang berbeda. Istilah homozigot dan heterozigot diajukan oleh Bateson dan
Snowdon (1902) untuk menunjukkan keadaan alel satu lokus. Homozigot berarti
pada satu lokus terdapat dua alel yang sama, misal AA atau aa dan lawannya
adalah heterozigot,yang berarti dalam lokus tersebut terdapat dua alel yang
berbeda, misal Aa[5].
Jenis kelamin (seks) kita merupakan salah satu karakteristik fenotifik
kita yang lebih nyata. Meskipun perbedaan anatomis dan fisiologis antara pria
dan wanita banyak, dasar kromosom seksnya sedikit lebih sederhana pada manusian
dan mamalia lain seperti pada lalat buah,ada dua varietas kromosom seks
dilambangkan simbol X dan Y. Jumlah gen di dalam suatu sel jauh lebih banyak
dari pada jumlah kromosom,bahkan sesungguhnya setiap kromosom memiliki ratusan
atau ribuan gen. Gen-gen yang berada pada kromosom yang sama cenderung di
warisi bersama pada penyilangan genetik karena kromosom tersebut di teruskan
sebagai satu unit. Gen-gen tersebut dikatakan sebagai gen terpaut (linked
genes). Gen-gen terpaut tidak memilah secara independent karena gen-gen
tersebut berada pada kromosom yang sama dan cenderung bergerak bersama-sama
selam meiosis dan fertilisasi[6].
Semua
jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen yang
terdapat pada autosom. Selain gen-gen itu dikenal pula gen-gen yang demikian
ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai kelamin atau
dalam bahasa inggrisnya disebut “Sex Lingkange”. Biasanya gen dominan
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/ jantan maupun
betina/perempuan. Baru dalam keadaan homozigot resesif pengaruh dominan itu
tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Apabila kita meletakkan hewan kanan
atau tangan kiri kita pada suatu alas yang terdapat suatu garis mendatar
sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat
kita ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau apakah lebih
pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang,ujung jari telunjuk tidak akam
mencapai garis tersebut yang mengidentifikasi bahwa suatu individu-individu
mungkin mempunyai kandungan gen absolute yang sama ketidak aktifan kromosom
menciptakan sub populasi dengan membedakan kandungan gen efektif[7].
Genetika
merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai
aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme. Adapula dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu gen.
Terdapat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen yang terdapat dalam autosom.
Seperti halnya pada saat mempelajari menurunnya warna bunga pada tanaman atau
sifat albino pada mausia, keturunan FI maupun F2 tidak pernah disebut-sebut
jenis kelaminnya. Selain itu pada manusia, sifat-sifat yang menurun dikenal
dengan istilah hereditas. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada
individu laki-laki jantan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif,
pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip. Beberapa contoh
dari gen yang dominasinya dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah kepala botak
dan panjang jari telunjuk[8].
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya.
Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin
makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang
menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W
(76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid ( haploid
Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah
X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal
jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru
akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu
itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau
testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut[9].
Selain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga
memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama
dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari
seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya
tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang
ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan
perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan
oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y[10].
Jika penurunan sifat terpaut seks mengacu pada alel yang resesif, maka
wanita baru akan mengekspresikan gen tersebut jika alelnya adalah homozigot.
Sedangkan pria akan segera mengekspresikan alel tersebut jika dia memperolehnya
karena kromosom X yang dimilikinya hanya satu. Itulah sebabnya mengapa pria
lebih banyak menderita kelainan terpaut seks dibandingkan wanita . Salah satu
Kelainan yang terpaut seks pada manusia adalah buta warna. Buta warna adalah
suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk
menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta warna
merupakan kelainan genetik/bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini
dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal
inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita.
Seorang wanita terdapat istilah pembawa sifat hal ini menujukkan ada satu
kromosom X yang membawa sifat buta warna[11].
Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta
warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa
sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila
pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita
buta warna genetis. Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka
terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya.
Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut. Kita bisa melihat beraneka ragam warna karena kepekaan
sel kerucut yang ada di retina terhadap warna. Kita bisa melihat sekian banyak
warna karena kombinasi dari tiga sel kerucut yaitu sel kerucut biru, sel
kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Bila sel-sel ini tidak berfungsi dengan
baik, maka akan menimbulkan buta warna[12].
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Waktu : Pukul 15.00 - 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Gedung B lantai
III
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kertas, pulpen, jari telunjuk dan jari manis.
C. Prosedur Kerja
a.
Membuat garis horizontal yang jelas pada suatu kertas.
b.
Meletakkan tangan kanan atau tangan kiri di atas helaian
kertas sedemikian rupa, sehingga mencapai garis horizontal itu.
c.
Membubuhkan tanda dimana letak ujung telunjuk dengan
menggunakan pulpen/ pensil.
d.
Membandingkan panjang jari telunjuk dengan jari manis.
e.
Menentukan genotif dari masing-masing sifat yang
dimiliki praktikan.
f.
Menulis genotif masing-masing praktikan pada tabel
pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data
Kelompok
No
|
Nama
|
Fenotip
♂
|
Fenotip
♀
|
||
T.
Pendek
|
T.
Panjang
|
T.
Pendek
|
T.
Panjang
|
||
1
|
Erna
|
|
|
√
|
|
2
|
Kia
|
|
|
√
|
|
3
|
Muli
|
|
|
√
|
|
4
|
Wahab
|
√
|
|
|
|
5
|
Madi
|
|
√
|
|
|
Jumlah
|
1
|
1
|
3
|
|
2. Data
Kelas
Kelompok
|
Fenotip
♂
|
Fenotip
♀
|
||
T.
Pendek
|
T.
Panjang
|
T.
Pendek
|
T.
Panjang
|
|
I
|
1
|
1
|
3
|
-
|
II
|
1
|
-
|
2
|
2
|
III
|
2
|
-
|
3
|
1
|
IV
|
2
|
-
|
4
|
-
|
Jumlah
|
6
|
1
|
12
|
3
|
B. Analisis Data
1.
Frekuensi fenotip
a.
Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
b.
Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT/tt)
c.
Untuk perempuan bertelunjuk panjang (TT/tt)
d.
Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
2.
Frekuensi Genotif
a.
Untuk laki-laki
p2 + 2pq +
q2 = 1 Ket
: q2 = laki-laki
bertelunjuk panjang
p + q = 1 p2 = laki-laki
bertelunjuk pendek
Ø Laki-laki
bertelunjuk pendek (TT/tt)
p2 =
p2 =
= 0,85
p =
= 0,92
p + q = 1
0,92 +1 = 1
q = 1 –
0,92
q = 0,08
p2+2pq+q2= 1
(0,92)2+2(0,92)(0,08)+(0,08)2= 1
0,8464+0,1472+0,0064 = 1
1
= 1
b.
Untuk perempuan
p2 + 2pq + q2 = 1 Ket : q2 = perempuan bertelunjuk panjang
p + q = 1 p2 = perempuan bertelunjuk
pendek
Ø
Perempuan bertelunjuk panjang
p2 =
p2 =
= 0,2
p =
= 0,44
p + q = 1
0,44 +1 = 1
q = 1 –
0,44
q = 0,56
p2+2pq+q2= 1
(0,44)2+2(0,44)(0,56)+(0,56)2= 1
0,1936+0,4928+0,3136 = 1
1
= 1
3.
Persentasi fenotif
a.
Untuk laki-laki
Ø
Laki-laki bertelunjuk pendek
TT =
=
=
= 84,64
%
Tt =
=
=
= 14,72
%
Ø
Laki-laki bertelunjuk panjang
tt =
=
=
= 0,64%
a.
Untuk perempuan
Ø
Perempuan bertelunjuk panjang
Tt =
=
=
0,4928 x 100 %
= 49,28%
tt =
=
=
0,3136 x 100 %
= 31,36%
Ø
Perempuan bertelunjuk pendek
TT =
=
= 0,1936
x 100 %
= 19,36%
4.
Jumlah Genotif
a.
Untuk laki-laki
Ø
Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT = % TT x ∑
laki-laki
= 84,64%
x 7
= 5,92
Ø
Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (Tt)
∑ Tt = % Tt x ∑
laki-laki
= 14,72
% x 7
= 1,03
Ø
Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt = % tt x
∑ laki-laki
= 0,64%
x 7
= 0,04
b.
Untuk perempuan
Ø
Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT = % TT x ∑
perempuan
= 19,36
% x 15
= 2,904
Ø
Untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt)
∑ Tt = % Tt x ∑
perempuan
= 49,28%
x 15
= 7,392
Ø
Untuk perempuan bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt = % tt x
∑ perempuan
= 31,36%
x 15
= 4,704
5.
Jumlah genotif total
O = untuk telunjuk panjang perempuan
+ laki-laki
= (7,392+
4,704) + 0,04 = 12,136
O = untuk telunjuk pendek perempuan + laki-laki
= 2,904 + (5,92 +1,03) =
9,854
E = untuk telunjuk pendek perempuan +
laki-laki
= 12 + 6 = 18
E = untuk telunjuk panjang perempuan +
laki-laki
= 3 + 1 = 4
♀
♂
|
Telunjuk pendek
|
Telunjuk panjang
|
O
|
9,854
|
12,136
|
E
|
18
|
4
|
D
|
-8,146
|
8,136
|
Ø
Dominasi telunjuk pendek = O – E
=
9,854 – 18 = -8,146
Ø
Dominasi telunjuk panjang = O – E
=
12,136–4
=
8,136
Ø
X2 telunjuk pendek =
=
=
=
-0,466
Ø
X2 telunjuk panjang =
=
=
=
1,971
Ø X2
total = X2 t. pendek + X2
t. panjang
=
-0,466+ 1,971 = 1,505
Ø
1 sifat beda =
2n – 1
=
2 (2) – 1
=
4 – 1 = 3
1,505
→ 0,70
I.
Data Kelompok
1. Frekuensi
Fenotif
a. Untuk
laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
b.
Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT / tt)
c.
Untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt / tt)
d.
Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
2.
Frekuensi Genotif
a.
Untuk laki-laki Ket
:
p2 + 2pq + q2 = 1 q2
= laki-laki bertelunjuk panjang
p + q = 1 p2 = laki-laki
bertelunjuk pendek
Ø
Laki – laki bertelunjuk pendek (TT/tt)
p2 =
p2 =
= 0,5
p =
= 0,7
Ø
Laki – laki bertelunjuk panjang (tt)
q2 =
q2 =
= 0,5
q =
= 0,7
p2 +
2pq + q2 = 1
(0,7)2
+ 2(0,7) (0,7) + (0,7)2 = 1
0,49 +
0,98 + 0,49 = 1
1,96 = 1
b.
Untuk perempuan
p2 + 2pq + q2 = 1 Ket : q2 = perempuan bertelunjuk
panjang
p + q = 1 p2 = perempuan bertelunjuk
pendek
Ø
Perempuan bertelunjuk panjang
p2 =
p2 =
= 0
Ø
Perempuan bertelunjuk pendek
q2 =
q2 =
= 1
q =
= 1
p + q = 1
0 + 1 = 1
p2 +
2pq + q2 = 1
(0)2 +
2 (0) (1) + (1)2 = 1
1 = 1
3.
Presentasi fenotif
b.
Untuk laki-laki
Ø
Laki-laki bertelunjuk pendek
TT =
=
=
= 49 %
Tt =
=
=
= 98 %
Ø
Laki-laki bertelunjuk panjang
tt =
=
=
= 49 %
c.
Untuk perempuan
Ø
Perempuan bertelunjuk panjang
Tt =
=
= 0 %
tt =
=
= 100 %
Ø
Perempuan bertelunjuk pendek
TT =
=
= 0 %
4.
Jumlah Genotif
c.
Untuk laki-laki
Ø
Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT = % TT x ∑ laki-laki
= 49 %
x 2
= 98 %
Ø
Untuk laki-laki bertelunjuk pendek (Tt)
∑ Tt = % Tt x ∑
laki-laki
= 98 %
x 2
= 196 %
Ø
Untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt = % tt x
∑ laki-laki
= 49 %
x 2
= 98 %
d.
Untuk perempuan
Ø
Untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT)
∑ TT = % TT x ∑
laki-laki
= 0 % x
3
= 0 %
Ø
Untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt)
∑ Tt = % Tt x ∑
laki-laki
= 0 % x
3
= 0 %
Ø
Untuk perempuan bertelunjuk panjang (tt)
∑ tt = % tt x
∑ laki-laki
= 100 %
x 3
= 300 %
5.
Jumlah genotif total
e = untuk telunjuk panjang perempuan + laki-laki
d = untuk telunjuk pendek perempuan + laki-laki
♀
♂
|
Telunjuk pendek
|
Telunjuk panjang
|
O
|
0
|
0
|
E
|
3 + 1= 4
|
0 + 1 = 1
|
D
|
3
|
1
|
Ø
Dominasi telunjuk pendek = o – e
=
0 – 4
=
-4
Ø
Dominasi telunjuk panjang = o – e
=
0 – 1
=
-1
Ø
X2 telunjuk pendek =
=
=
=
0,68
Ø
X2 telunjuk panjang =
=
=
0,18
Ø X2
total = X2 t. pendek + X2
t. panjang
=
0,68 + 0,18
=
0,86
Ø
1 sifat beda =
2n – 1
= 2 (2) – 1
=
4 – 1 = 3
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat peroleh data yang berbeda-beda antara
perempuan dan laki-laki. Pada perempuan yang memiliki jari telunjuk pendek
lebih banyak dibanding dengan yang memilki jari telunjuk yang panjang. Sama
dengan laki-laki memiliki jari telunjuk
pendek (TT dan Tt) lebih banyak daripada yang memiliki jari telunjuk yang
panjang (tt).
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa
perempuan yang bertelunjuk panjang dengan genotif (tt) sebanyak 3 orang sedangkan laki-laki yang bertelunjuk panjang
dengan genotif (tt) sebanyak 1 orang. Pada perempuan yang memiliki fenotif
bertelunjuk pendek dengan genotif (TT) sebanyak 12 orang sedangkan laki-laki
yang bertelunjuk pendek dengan genotip (TT) sebanyak 6 orang. Adanya perbedaan
hasil antara laki-laki dan perempuan ini karena adanya pengaruh gen seks. Pada
laki-laki genotif TT dan Tt akan mengesperesikan sifat bertelunjuk pendek,
sebaliknya genotif (tt) akan mengespresikan sifat bertelunjuk panjang sedangkan
pada perempuan, Genotif (TT) akan mengespresikan sifat bertelunjuk pendek
sebaliknya genotif Tt dan tt akan mengespresikan sifat bertelunjuk panjang.
Dari hasil tersebut diperoleh Jumlah X2 untuk telunjuk pendek adalah
0,466 sedangkan X2 untuk telunjuk panjang adalah 1,971. Sehingga X2 total
adalah 1,505.
Dari
uraian diatas kita dapat melihat bahwa frekuensi fenotif telunjuk pendek lebih
banyak dari pada frekuensi fenotip telunjuk panjang, baik pada perempuan maupun
laki-laki.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa Frekuensi genotif telunjuk pendek lebih
banyak dari pada frekuensi genotif telunjuk panjang baik pada laki-laki maupun
pada perempuan.
B. Saran
Sebaiknya praktikan mengetahui terlebih dahulu konsep
dasar praktikum ini agar praktikum dapat berjalan lancar dan tidak terjadi
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Hartati dan Karim, Hilda.
2008. Penuntun Praktikum Genetika.
Universitas negeri Makassar.
Makassar.
Indra, Gen
Yang Terangkai Pada Sex Kromosom, http://blogspot.com/gen-yang- terangkai-pada-sex kromosom/html (20
Desember 2009).
Kimball. John. 1983. Biologi.
Erlangga. Jakarta.
Shykill, Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin, http://Shykill.blogspot.com/gen- yang-dipengaruhi-oleh-jenis-kelamin/html
(20 Desember 2009).
Suryo. 1984. Genetika
Manusia. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta.
Wiwi. Buta Warna.
http://id.wikipedia.org/wiki/Buta-warna
(20 Desember 2009).
[1]Hartati, Penuntun Praktikum Genetika (Makassar:
Universitas Negeri Makassar, 2008), h. 17.
[2]Tim
Dosen, Penuntun Praktikum Genetika
(Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2009), h. 15.
[8]Indra,
Gen Yang Terangkai Pada Sex Kromosom, http: //blogspot.com/gen-yang-terangkai-pada-sex-kromosom/html
(20 Desember 2009).
[9]Shykill,
Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin,
http://Shykill.blogspot.com/gen-yang-dipengaruhi-oleh-jenis-kelamin/html
(20 Desember 2009).
[10] Ibid.