Eksudasi Xilem  

Posted by Wahab in


BAB I
PENDAHULUAN
 


Xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas beberapa tipe sel. Sel-sel yang terpenting adalah unsur trakea yang merupakan sel-sel mati. Xilem ini berfungsi untuk mengangkut air dari tanah serta zat yang terlarut di dalamnya. Ditinjau dari segi perkembangannya dapat dibedakan antara jaringan pembuluh pembuluh primer dan pembuluh sekunder. Xilem primer terdiri dari protoxilem dan metaxilem. Pada sejumlah besar tumbuhan terdapat kambium pembuluh yang menghasilkan jaringan pembuluh sekunder yang disebut xilem sekunder atau kayu. Struktur xilem sekunder terdiri dari, sistem aksial dan sistem radial, lapisan pembuluh. Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat.
Dengan diadakannya praktikum ini maka kita mampu dan mengamati proses tekanan akar pada tanaman dan kerja eksudasi xilem pada tumbuhan. Tekanan akar yaitu daya dorong air masuk ke akar dan naik sepanjang xilem sedangkan eksudasi xilem adalah cairan xilem mengalir keluar dari daerah potongan pada tanaman yang dijadikan bahan percobaan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA




Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun merupakan sistem yang kontinu, berhubungan satu sama yang lain. Secara fisiologi, akar merupakan organ penyerapan yang mengambil air dan garam-garam mineral dari tanah dan menyalurkannya kebatang, Penyimpanan cadangan makanan yang berasal dari daun. Pengangkutan air berlangsung 2 cara, yaitu secara difusi melalui bulu-bulu akar walaupun oleh beberapa tanaman seperti Ranunculus tidak mempunyai bulu akar dan air memasuki akar secara langsung melalui epidermis yang berdinding tipis (Arbaya. 2003: 59).
Ada 3 elemen dasar dari teori kohesi untuk menjelaskan pergerakan vertikal air dalam tubuh tumbuhan,yakni: Tenaga pendorong (driving force) untuk pergerakan air, adalah perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer. Adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air terhadap gaya gravitasi, Gaya kohesi, yaitu antara molekul air terdapat gaya tarik menarik
Jadi, yang mampu menjelaskan pergerakan vertikal air di dalam pembuluh xilem adalah teori kohesi (Anonim.2009).
Teori tekanan akar, awalnya diperkirakan air naik keatas tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan dihubungkan selang manometer air raksa, maka air didalam selang akan terdorong keatas oleh tekanan yang berasal dari akar. Tetapi tekanan akar hanya terjadi pada saat laju transpirasi sangat rendah.Jadi, Tekanan akar adalah relatif rendah dan tidak terjadi pada semua spesies tanaman dan juga hanya terjadi pada kondisi lingkungan yang menghambat laju tranpirasi. Tekanan akar bukan merupakan mekanisme yang handal untuk menjelaskan pergerakan vertikal air didalam pembuluh xilem. Air dari akar dapat diangkut ke daun karena adanya tekanan dari akar. Tekanan akar maksimum 2 atm, hanya mampu menaikkan air sampai ketinggian 2m (Lakitan. 1993: 99).
Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun merupakan sistem yang kontinu, berhubungan satu sama yang lain. Secara fisiologi, akar merupakan organ penyerapan yang mengambil air dan garam-garam mineral dari tanah dan menyalurkannya kebatang, Penyimpanan cadangan makanan yang berasal dari daun kemudian akan disalurkan pada seluruh bagian tumbuhan (Anonim. 2009).
Pengangkutan air berlangsung 2 cara, yaitu secara difusi melalui bulu-bulu akar walaupun oleh beberapa tanaman seperti Ranunculus tidak mempunyai bulu akar dan air memasuki akar secara langsung melalui epidermis yang berdinding tipis. Epidermis merupakan lapisan sel yang paling luar pada akar. Umumnya berbentuk agak pipih, sel epidermis membentuk suatu tonjolan yang panjang yang di kenal sebagai bulu akar (Sasmitamihardja. 1996: 298).

BAB III
METODE KERJA


A.    Waktu dan tempat
 Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari / tanggal    :  Selasa / 9 Juni 2009
Waktu               :  14.00 – 15.00 WITA
Tempat             :  Laboratorium Biologi lantai III
                            Fakultas Sains dan Teknologi
                            Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah statif, pisau, pipa karet, pipa kapiler, dan stopwatch.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman herba, air dan metilen blue.
C.     Cara kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah :
1.      Mencari tanaman herba yang cocok digunakan dalam praktikum ini, dengan diameter 1-2 mm.
2.      Memotong batang tanaman dengan pisau 3-5 cm di atas tanah.
3.      Menyiram tanam tersebut dengan air sebanyak mungkin.
4.      Menyisipkan pipa karet pada batang tersebut dan menyisakan pipa karet sekitar 2,5 cm pada alas permukaan potongan batang.
5.      Mengisi pipa karet dengan metilen blue kemudian menyisipkan pipa kapiler kedalam pipa karet kemudian menupang pipa kapiler dengan menggunakan statif.
6.      Menandai permukaan cairan dengan tepat.
7.      Mengukur perubahan tinggi metilen blue yang terdapat pada pipa kapiler setiap 15 menit  selama 60 menit.
8.      Mencatat hasil pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



A.    Hasil pengamatan
Waktu (menit)
Tinggi metilen blue pada pipa kapiler (ml)
15
30
45
60
0,07
0,08
0,09
0,11

B.     Pembahasan
Pada pengamatan ini diperoleh kenaikan metilen blue pada pipa kapiler yang dikarenakan adanya tekanan yang dilakukan oleh akar, dimana pada 15 menit pertama tingginya mencapai 0,07ml, pada menit ke 30 tingginya mencapai 0,08, pada menit ke 45 mencapai 0,09 ml dan pada menit ke 60 tingginya mencapai 0,11 ml.
Awalnya diperkirakan air naik keatas tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan pada teori yang mengatakan  bahwa jika batang tanaman dipotong dan dihubungkan selang manometer air raksa, maka air didalam selang akan terdorong keatas oleh tekanan yang berasal dari akar. Tetapi tekanan akar hanya terjadi pada saat laju transpirasi sangat rendah contohnya saja air dari akar dapat diangkut ke daun karena adanya tekanan dari akar. Dimana menurut teori tekanan akar maksimum 2 atm, hanya mampu menaikkan air sampai ketinggian 21 m.  Oleh karena itu perubahan tinggi yang dicapai sangat lambat. Faktor yang mempengaruhi terjadinya eksudasi xilem yaitu ketersediaan air, konsentrasi larutan tanah, suhu, kandungan air tanah dan jenis tanaman tanaman. Air eksudasi yang keluar dari ujung batang yang dipotong tajuknya yang kemudian akan menekan metilen blue yang terdapat pada pipa karet sehingga tampak pertambahan tinggi.
Fungsi jaringan xilem yaitu mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke seluruh bagian tumbuhan yang membutuhkannya. Jaringan xilem ini terbentuk dari prokambium. Sel xilem merupakan sel mati yang berupa sel kososng yang hanya dibatasi oleh dinding sel serta merupakan suatu sel pengangkutan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.


BAB V
PENUTUP



A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah kita dapat melihat bahwa terjadi proses tekanan akar pada tanaman dan terjadi eksudasi xilem pada tumbuhan dimana metilen blue yang berada pada pipa kapiler semakin lama ketinggiannya semakin meningkat karena adanya pengaruh dari tekanan akar yang mana air yang berada pada permukaan tanah akan diserap oleh akar kemudian air inilah yang naik sepanjang xilem sehingga menyebabkan metilen blue pada pipa kapiler semakin terdorong ke atas.
B.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah agar di dalam melakukan suatu pengamatan diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi agar mencapai hasil yang lebih maksimal serta memperhatikan setiap arahan dari asisten masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009.Eksudasi xilem. http://id.wikipedia.org. Blogspot. Pengangkutan   
 xilem.html.Diakses tanggal 12 Juni pukul 16.00 Wita.

Drajat, Sasmitamihardja. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Negeri Makassar.
            Makassar
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada.
 Jakarta.

Siregar, Arbaya. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Direktoral Jendral Pendidikan Tingkat
 DEPDIKBUD. Bandung.

This entry was posted on Minggu, 05 Mei 2013 at 05.13 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar